Di Masjid Al Akbar Surabaya

Adik-adik Taman Baca di Sambut Meriah oleh Remaja Masjid Al Akbar Surabaya ketika berkunjung di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya.

Belajar Baca-Tulis Al Qur'an

Walaupun di gempur suara bising lagu Karaoke.Adik-adik Taman Baca tetap semangat dalam mempelajari Al Qur'an

Senin, 30 April 2012

Melukis Dalam Kegelapan

Malam itu, Lalu lintas surabaya padat sekali, seakan – akan dipenuhi oleh aktifitas pemuda – pemudi yang larut dalam euforia malam hari. Tak peduli akan keramaian transportasi malam, sepeda tuapun ku kayuh dengan penuh semangat hingga sampai pada suatu tempat yang menjadi pusat keramaian. Terdengar riuh suara musik karaoke yang akrab menyapa telingaku sebelah kanan dan kiri. Tanpa kusadari ternyata sudah lebih dari satu tahun aku bergelut dan berkecimpung dikawasan ini (kawasan prostitusi terbesar di salah satu sudut kota Surabaya).

hehehehe...... agak menyeramkan sihh!!! Namun ternyata banyak ilmu tentang kehidupan yg bisa aku ambil dari kawasan tersebut.

        Masih tersimpan dalam ingatanku bagaimana saat pertamakali aku menginjakkan kaki ditempat tersebut. Waktu itu, hampir semua mata sinis orang setengah sadar(mabuk) tertuju padaku, tak jarang pula siulan genit kupu – kupu tertuju padaku, hingga rayuan seorang mama (muchikari)pun datang layaknya seorang penjual yang mempromosikan produknya kepada pelanggan.

Namun kini semua terasa berbeda,...........

         Alhamdulillah, sudah tak pernah ada lagi hal seperti itu terjadi padaku lagi, kawasan tersebut seakan – akan terasa familiar bagiku. Tiap kali aku masuk kawasan itu, sudah tak ada lagi kupu – kupu yang ingin menggodaku namun sesekali menatapku dan memberikan senyuman yang santun. Bahkan Sering juga sejumlah orang tua memanggil anak kecil saat melihatku datang, dan yang membuatku terpikat berada dikawasan tersebut adalah rasa sayang dari anak – anak kecil.

Jika disana banyak orang menghibur diri dengan perempuan malam,
maka kami disana menghibur diri dengan membagikan ilmu pada anak – anak.

         Walaupun seringkali mereka menunjukkan rasa sayangnya layaknya kemanjaan anak kecil dengan ulah yang terkadang menjengkelkan, tapi mungkin justru itulah sifat dari anak – anak yang menjadi daya pikat. Terkadang hati kamipun terasa berat dan jenuh untuk berjuang di tempat tersebut. Namun rasa jenuh ini akan hilang dengan sendirinya ketika melihat senyum dan tawa anak – anak juga perubahan yang terjadi pada mereka.

Ya... PERUBAHAN,........

Masih ku ingat dan tertanam dihatiku.
           Dengan alasan perubahanlah yang melatar belakangi kami untuk berada dan bergerak dikawasan(prostitusi) tersebut. Memang tidaklah mudah untuk membuat perubahan pada masyarakat dikawasan tersebut, sehingga kami berfikir langkah awal yang harus dimulai yakni dengan memberi pendidikan dan pengembangan wawasan pada anak – anak didalamnya.

            Alhamdulillah hal itu telah kami lakukan disuatu wadah taman Baca’an, sebagai salah satu cara untuk memutus rantai prostitusi di surabaya.

            Karena alasan “PERUBAHAN” itulah yang kini menjadi tanggung jawab moral yang harus dikerjakan. Sempat teringat waktu itu aku telah menggumamkan janji dengan konsep - konsep perubahan yang telah aku wacanakan ditiap – tiap perkantoran dan instansi yang kudatangi, hingga akhirnya merekapun percaya padaku. Walhasil bantuan dan amanahpun mengalir yang pada akhirnya menjadi beban dipundakku. Sehingga untuk menjaga amanah dan mempertanggungjawabkannya, aku mulai langkah awal dengan memberikan sumbangsih pendidikan pada anak – anak di Taman Baca’an Kawan Kami yang dikelola oleh P. Kartono.

Alhamdulillah... walaupun sedikit, kini perubahan mulai terwujud kearah yang lebih baik. Meskipun banyak juga halangan yang harus kami sikapi dan hadapi.

              Sabtu itu saat aku memasuki taman baca’an, sontak suara riyuh anak – anak gemuruh menyapaku yang telah lama menunggu. Dengan manjanya mereka keluar ruangan menggandengku dengan mengajak ngobrol khas anak – anak. Waktu isya’pun datang maka dengan segera aku b eserta teman – teman pengajar lainnya (Remas Al Falah) mengajak anak – anak untuk sholat terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan. Walaupun perlu sedikit rayuan dan usaha keras untuk mengajaknya, Alhamdulillah sholatpun bisa terlaksana. Kami pun berharap suatu saat mereka bisa istiqomah dalam melakukan sholat dan sadar akan pentingnya arti sholat.

              Bagi kami, sholat adalah nilai utama yang harus kami tanamkan pada anak – anak. Karena Rosulullah SAWpun mengajari kita untuk menyuruh sholat pada anak – anak sejak dini. Apalagi sholat juga mampu mencegah pada perbuatan yang keji.
Bacalah Kitab (Al Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu(Muhammad) dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan ketahuilah mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.(al-Ankabuut : 45 )

             Bila kita perhatikan ayat di atas ada 2 perintah yang mesti kita lakukan, pertama membaca Al-Qur’anul Karim dan kedua Mendirikan Shalat. Selanjutnya dengan jalan mendirikan Shalat secara otomatis kita akan dijaga oleh Allah SWT dari perbuatan keji dan munkar.

              Berdasarkan dari itulah, sehingga dalam konsep pengajaran pada anak – anak disana, kami tanamkan 3 prinsip mendasar yang sering kami kemukakan :
  1. Rajin Sholat
  2. Mau Belajar Ngaji
  3. Berprestasi
                Adapun cara yang kami tempuh untuk membuat anak – anak mengikuti 3 prinsip itu adalah dengan adanya pendekatan aktif beserta pemberian Reward/hadiah.


Alhamdulillahh...
               Sabtu itu, meskipun diluar riyuh dengan hingar bingar suara musik, namun sholatpun bisa terlaksana dengan baik oleh anak – anak, bahkan kemauan untuk sholat saat ini kian meningkat daripada di waktu awal kesana.
Setelah sholat selesai dilakukan, kami tidak membiarkan anak – anak berada diluar ruangan dan terpengaruh oleh buruknya lingkungan sekitar. Kamipun membuat kegiatan sendiri di Taman Baca’an tersebut, supaya anak – anak terfokus didalam dan kami arahkan pikiran mereka kepada hal – hal yang positif

                Karena saat itu hari sabtu, maka kegiatan yang kami jadwalkan adalah pelatihan komputer. Akibat terbatasnya jumlah laptop yang kami punyai, maka kegiatanpun kami bagi lagi sebagian ada yang berlatih power point, sebagian kita ajak bermain dan sebagian lagi kita ajak nonton film dengan judul “Surat Kecil untuk Tuhan”.

Bersama dengan kak Azwar, Novi dan Dewi, terus kami amati dan kondisikan apa yang dilakukan anak – anak tersebut. Disela – sela kegiatan tersebut sering kami sisipi dengan adanya pesan – pesan moral dan perluasan wacana mengenai etika hidup. Kami berharap dengan adanya kegiatan ini mampu mengubah paradigma pemikiran anak – anak. Karena apa yang mereka lihat dan apa yang mereka sentuh, itulah yang akan mereka pikirkan dan tertanam dalam hati.
Namun kami berfikir, apa yang telah kami lakukan disana masih belum bisa dikatakan berhasil dan belum cukup untuk membawa perubahan yang berarti. Meskipun dulu pernah menjadi pembina pramuka dan guru TPQ, ternyata kini saat berperan sebagai pengajar lepaspun mempunyai kesulitan yang jauh berbeda dari sebelumnya. Oleh karena itu kami masih sangat membutuhkan bantuan tenaga maupun pemikiran dan ide dari teman – teman untuk membuat perubahan diwilayah surabaya ini. Yang mana perubahan itu kami fokuskan pada generasi dan bibit – bibit baru, dengan harapan kelak mereka akan menjadi pribadi yang lebih baik.

                Tak mudah memang untuk membuat perubahan di surabaya, lebih – lebih lagi untuk menghilangkan prostitusi dari kota surabaya. Seperti melukis dalam kegelapan, warna apapun yang kita torehkan akan sangat sulit terlihat. Dan kita hanya akan bisa melihat hasil lukisan kita setelah datangnya fajar, disaat ada cahaya yang mulai datang.
Seperti halnya dengan yang kulihat dimalam itu selama bersepeda pulang dari sana. Aku melihat keatas tak kujumpai keindahan pelangi maupun pola awan yang tak beraturan. Semua terlihat hitam gelap,namun aku menemukan keindahan yang berbeda dalam kegelapan tersebut yaitu hadirnya gugusan bintang dan bulan sabit. Ya.... mungkin seperti itulah yang perlu kita hadirkan dalam menyikapi kegelapan hidup, perlu kita hadirkan banyak gugusan bintang (harapan) dalam naungan bulan sabit (keimanan). Kitapun berharap berawal dari pemberian pendidikan keagamaan pada anak – anaklah, sehingga nantinya akan terbentuk mindset/pola pikir baru yang lebih islami dan mampu menjadi bintang yang memberi penerangan dalam kegelapan.


Dalam perjalanan pulangpun, sempat terfikir olehku tentang masa – masa keemasan surabaya di masa lalu. Masa dimana terjadi perubahan drastis saat hadirnya masa islam di surabaya. Padahal waktu itu kebanyakan warga surabaya pada awalnya adalah pemabuk, penjudi, pecandu, pembunuh juga pezinah. Namun dengan hadirnya Sayyid Ali Rahmatullah / Raden Rahmat (Sunan Ampel) dengan falsafahnya yang dikenal dengan “Moh Limo” 1. Moh Main, yakni jangan main judi... 2.Moh Minum, yakni jangan minuman keras... 3.Moh Maling, yaitu jangan mengambil barang orang lain... 4.Moh Madat, yaitu jangan mabuk atau menghisap ganja atau morfin... 5.Moh madon, yaitu jangan berzina dengan wanita lain. Ternyata dengan falsafah tersebut Sunan Ampel mampu mengubah tatanan masyarakat surabaya disaat itu. Pinginnya sihh belajar banyak pada beliau, bagaimana saat beliau berproses mengenalkan dan menerapkan prinsip – prinsip islami di masyarakat surabaya. Sayang kita terpisah oleh rentang waktu yang amat jauh dengannya.

 Tapi tak apalah, meskipun saat ini sudah tak ada lagi Raden Rahmat / Sunan Ampel yang mampu mengubah surabaya menjadi lebih baik. Tak ada kata putus asa, karena masih ada kalian, teman – temanku yang hebat.....

Kami tahu sebenarnya kalian juga punya potensi yang hebat untuk membuat surabaya lebih baik....

Karena tak cukup 1 atau 2 bintang untuk menerangi kegelapan surabaya, melainkan butuh sangat banyak bintang! jadilah satu diantara gugusan bintang (harapan) tersebut lalu pancarkan cahaya kalian untuk kemanfaatan di masyarakat...

Teruslah bergerak sesuai dengan peran dan bidang keahlian didalam ranah kalian! kenalkan prinsip – prinsip islam yang akan membawa kehidupan lebih baik........

Kita semua telah tahu, saat ini kita hidup dalam kemajemukan dan pluralitas!
Kita tidak bisa memaksa orang lain untuk mengikuti prinsip – prinsip islami!
Kita tidak bisa memaksa orang lain untuk menerapkan falsafah “Moh Limo”!
              Tapi kita bisa membuktikan dan menjadi contoh.....
              Dengan mengikuti prinsip – prinsip islam, kehidupan kita bisa lebih baik...
              Dengan menerapkan falsafah “Moh Limo”, kita bisa ciptakan masyarakat yang bersahaja..

Ya Robb....
Terkadang kami tak cukup tahu dengan apa yang harus kami lakukan
Kami ragu dan tak cukup keberanian untuk membuat perubahan

Ya Hadiy (Wahai pemberi petunjuk)
Tunjukkan pada kami
Garis – garis yang membedakan 1000 warna kehidupan kami
Temukan warna yang bening dalam pikiran, perasaan, dan seluruh jiwa kami
Sebab dalam pandangan kami sudah dipenuhi warna abu – abu dan ketidak jelasan
Sehabis kami abai padaMu

Ya Warits (Yang maha mewarisi)
Wariskan dan Ajarkanlah pada kami....
Sesuatu yang pernah dilakukan Rosulullah SAW untuk membangun peradaban
Sesuatu yang pernah dilakukan Sunan Ampel untuk membuat surabaya jadi sentra keimanan
Sesuatu yang pernah dilakukan orang – orang terdahulu dalam membuat kebaikan

Ya Fattah (Wahai Pembuka hati).....
Sinarilah hati kami dengan cahayaMu
Sehingga kami mampu menjadi bintang harapan
Yang mampu memberikan cahaya dalam gelapnya kehidupan

Allahumma Sholli ‘Alaa Sayyidina Muhammad, wa ‘Alaa Ali Sayyidina Muhammad
Walhamdulillahi Robbil’Alamin

Berharap ada malaikat online
Tulisanpun akan dibawa pada sang pencipta
Supaya terkabul permintaan
          Berharap ada pembaca budiman,
          Tulisan dibaca, hatipun serasa terbuka
          Supaya sadar sekaranglah waktunya untuk membuat perubahan

Our special thanks to YDSF, BNI Syari’ah, KAMMI, Remas Al Akbar, Remas Al Falah, BONEKTIM(Chendol), mahasiswa ITS, UNAIR dan teman – teman lain yang telah membantu KAWAN KAMI.

Mohon bantuan do’a & semangatnya kawan.....
Terimakasih Sangatt......

By : Wahyu Ismail

Kamis, 01 Maret 2012

Sunday In Dolly (SID part: II) Semangat baru

Sekedar share & just fun, mohon maaf bila tulisanku ini memenuhi wall FB kalian. Ini adalah sebuah tulisan dari rangkaian program lanjutan yang dulu pernah digagas untuk memutus mata rantai prostitusi disurabaya. Meskipun didalamnya ada kegilaan dalam berfikir, namun jangan membacanya setengah – setengah, karena tersimpan pesan & semangat untuk anda yang membacanya. 

Siang itu Ahad seperti biasanya, aku pergi ke blok D (kompleks Dolly). Saat itu aku ingin memberi bekal kewirausahaan pada pengasuh taman baca (P. Kartono) juga mengajar sesuatu pada anak – anak. Yaa... mumpung tenaga masih energic aku ingin memaksimalkan potensi dalam membuat perubahan. Aku berfikir mungkin seringkali ada bantuan yang mengalir di taman baca tersebut, tapi apakah selamanya bantuan itu ada dan meskipun ada orang yang bersedia mengamalkan ilmu disanapun! Nggak mungkin dia selamanya berada disana untuk mendampingi anak – anak tersebut, karena setiap orang pasti punya kepentingan & keluarga sendiri – sendiri. Karena hal itulah aku berharap P. Kartono sebagai pengasuh taman baca yang menetap disana bisa punya usaha dan keahlian yang memadahi untuk mendidik anak – anak yang berada disana, maka dari itu aku ajarkan kepadanya sedikit ketrampilan usaha yang aku miliki. Semoga saja nanti bisa berguna untuk anak – anak disana ketika kebutuhan hidup mereka semakin meningkat. 

Setelah aku terangkan tentang wira usaha yang akan digeluti, tiba – tiba saja anak – anak berdatangan sehingga aku katakan pada P. Kartono bersama istrinya untuk segera membuat suatu produk yang telah aku terangkan tadi dan merekapun mengerjakannya berdua. Kini tibalah waktuku untuk berbagi keceriaan dengan anak – anak yang merindukan kasih sayang. Disini kami belajar bersama, aku belajar tentang kasih sayang dan merekapun belajar tentang ilmu yang telah kuperoleh selama ini. Pelajaran dimulai dengan aku tayangkan kepada mereka film animasi lalu aku pandu mereka untuk mengenal kekuasaan Allah SWT. Karena filmnya itu menerangkan tentang proses pencernaan maka aku kasih tahu tentang pentingnya berdo’a dan mengingat Allah SWT saat kita makan. 

Seperti biasanya, mereka selalu bersemangat dalam belajar. Sesaat kemudian aku tinggalkan mereka untuk untuk mengamati pekerjaan P.Kartono beserta istrinya yang belajar membuat produk olahan. Setelah kembali aku melihat anak – anak tersebut mengutak – atik laptopku dan secara kebetulan mereka melihat file dalam laptopku dengan judul “Siksa kubur”.

“kak.. tolong dong kak! Film ini diputar dan dijelaskan ya kak!” Ucap salah satu dari anak – anak yang belajar disana.

Maka dengan segera akupun memutar film tersebut dan menjelaskan kepada mereka tentang siksa kubur. Sesaat kemudian datanglah wanita penghibur dengan pakaian yang... (hahay.... nggak usah aku jelasin dech). Parahnya dia mendekati kerumunan anak – anak sambil memperhatikan tentang penjelasanku pada anak – anak. Akupun tak begitu mempedulikannya, materipun tetap aku lanjutkan dan aku jelaskan pada mereka tentang tahapan – tahapan lanjutan setelah melewati siksa kubur, yakni ketika berada pada surga dan neraka.

Godaan pertama lolos datang lagi goda’an kedua seorang wanita penghibur datang lagi dengan sebatang rokok ditangannya datang mendekat. Saat itu sempat tertahan pandanganku kepadanya karena parasnya mirip artis terkemuka Arumy Bachsin.. hahahaha...

“Gilaaa...... cantik – cantik gitu kok ya... mau maunya jadi wanita penghibur, bener – bener sayang banget nich”. Gumamku dalam hati sambil menelan ludah dan pandanganku tertahan padanya.. hahahaha....
Seketika itu pula konsentrasiku terpecah menjadi 3 :

Aku harus memberi penjelasan pada anak – anak tersebut

Aku iri pada P. Kartono yang saat itu mengerjakan tugas dariku untuk membuat produk olahan bersama istrinya, mereka bisa bersusah – susah dengan penuh canda. “wah.. Kapan ya.. aku bisa seperti itu! (Hahay.... ngarep2.com)”. Aku terperanjat dan terpesona melihat wanita penjajah cinta yang kedua yang mirip Arumi Bachsin. “ Ya Robb.... berikan aku jodoh seperti itu, tapi yang berjilbab, kesuciannya masih terjaga, sholehah, amanah, suka menghafal Qur’an, sholat tepat waktu & suka mengerjakan ibadah sunnah lainnya” hahaha.. itulah pikiran seseorang yang jauh dari kesempurnaan tapi mengharapkan hal yang sempurna (Bodoh banget ya...!!).

Namun lamunankupun menghilang ketika ada anak yang bertanya padaku :

“kak..!! aku sama ibuku nanti bisa masuk surga apa tidak?”.

Kalau dilihat sih pertanyaannya sederhana sekali, namun aku harus tegas & pintar mengolah kata ketika menjawabnya. Bagaimana tidak! aku harus memberikan semangat pada anak tersebut untuk membawa ke jalan yang diridloi Allah SWT tapi dilain pihak Kita tahu sendiri kalau profesi ibunya itu seperti apa! Dan pekerjaannya itukan dosa besar dalam islam, tetapi bila aku menjawab bahwa itu adalah dosa besar yang bisa membuat masuk neraka. Maka kata – kataku pasti akan melukai hati ibunya yang saat itu mendampingi anaknya. Pernah dulu aku mendengar cerita jikalau ada seorang pelacur bisa masuk syurga karena telah memberi minum pada anjing yang hampir mati, namun aku nggak tahu cerita itu berdasar dari mana? Juga tidak mungkin bagiku untuk menjawab “bisa” bila penjelasannya seperti itu!

Tapi untunglah, selang beberapa saat ada temannya yang berkata :

“bisa ya kak! Tapi harus bertaubat dulu sebelum mati.. iya kak!”.
Huffttttt Alhamdulillah ... sehingga aku bisa meneruskan perkataan anak tersebut dengan penjelasan yang lebih matang.

“Ya... InsyaAllah bisa, kalau kita bertaubat terlebih dahulu sebelum mati, karena Allah itu maha penyayang dan maha pengampun.”

“Oleh karena itu mari kita berubah menjadi lebih baik, kalau tidak bisa berubah total kita berubah sedikit demi sedikit, misalnya kita harus taat pada orang tua dan sholat, kalau tidak bisa 5 waktu ya.. maghrib sama isya’ aja dulu entar kalau udah rutin ditambahin lagi sholatnya dan jangan lupa untuk terus belajar”.
Untuk permulaan, mungkin itulah yang bisa aku tekankan kepada mereka yakni belajar agama dan pentingnya sholat, mengenai ilmu – ilmu lainnya mungkin bisa aku sampaikan kemereka step by step.

Lalu ada anak lain yang bertanya :
“kak... syurga itu seperti apa? Diputar dong kak... filmnya! Atau lihat gambarnya aja kak?”
Semangat dan Antusias mereka semakin terlihat, namun aku juga bingung gimana menjelaskannya. Pinginnya sih aku jelaskan kemereka seperti yang tertera dalam Al Qur’an & Hadist. Tapi apa daya, mungkin karena hati dan pikiran ini terlalu kotor, jadi nggak bisa mengingat itu semua. Hehehehe

Karena syurga itu lambang keindahan, maka aku jelasin aja yang indah – indah menurut pemahamanku. Dan karena aku suka berpetualang & camping di gunung/hutan, maka aku jelaskan kemereka bahwa :

“Syurga itu tempat yang indah, hijau dan asri.. disana ada air terjunnya, sungai yang mengalir dan mata air yang jernih. Saat malam hari kita juga bisa melihat bintang – bintang yang berkilauan bahkan disana sangat indah sekali sehingga kakak sulit untuk menjelaskanya.”
Semoga Allah SWT mengampuni ketololanku bila salah menjelaskan tentang syurga.

“kakak ! ayoo kapan, kita jalan – jalan ke syurga?” tanya seorang anak dengan polosnya...
“Waduuh... main kesyurga! Berarti aku harus meninggalkan dunia dulu dong!Hahahaha..... jangan dulu dik!! Syurga dunia aja kakak belum pernah menikmati, lha kok diajak meninggalkan dunia.” Pikiran tololku mulai berbicara. Setelah terdiam sejenak maka aku katakan kepadanya:

“OK!! Akan kakak ajak adik – adik jalan – jalan ke syurga, tapi ada syaratnya! Adek – adek harus rajin belajar agama dan rajin sholat dahulu, biar nanti kalau mati bisa masuk syurga! Entar kita akan bertemu disana dan jalan – jalan disana.” Lalu aku kasih penjelasan lagi kepada mereka dengan panjang lebar, semoga saja mereka bisa terpacu untuk terus berubah menjadi lebih baik dan yang membuatku terkesan pada anak – anak disana adalah semangatnya yang luar biasa.
Oleh :Wahyu Ismail
Pada : 5 Maret 2011 
 

Saturday Nigth in Dolly

Bagi kebanyakan orang, Sabtu malam adalah waktu spesial, yang biasanya digunakan untuk weekend bersama keluarga, kencan, shopping  & hura – hura. Begitu juga bagiku, sabtu malam ini terasa sangat spesial! Namun tidak untuk aktifitas diatas melainkan untuk berpetualang di celah – celah gang dolly.

Yach.... dolly ! tempat prostitusi  terbesar di asia tenggara. Ternyata banyak pelajaran yang akan kita dapatkan dari sana, dari tempat yang katanya penuh maksiat.

Seperti emas yang tersembunyi dalam lumpur di sungai, begitu juga dengan keadaan disana! Tersembunyi jiwa/sosok yang hebat diantara kerumunan para penjajah cinta.

Malam ini aku beserta 2 sahabatku (Mrs. Retno & Mr. Agung), mulai memasuki gang – gang sempit dengan gemerlap lampu malam dikawasan lokalisasi tersebut. Saat kami masuk, sorotan mata yang tajam dengan penuh kecurigaan dari setiap orang di pinggir gang tertuju pada kami bertiga. Mungkin mereka menyangka bahwa kami bertiga adalah teroris/extrimis islam yang akan meledakkan/membakar wilayah mereka.
Hehehehehehehehe

Akhirnya kamipun tiba disuatu tempat! suatu rumah kecil dengan cahaya yang terang, namun dikelilingi oleh pub & karaoke (tempat wanita menjajahkan cintanya bersama lelaki hidung belang). Kamipun masuk kerumah tersebut, rumah Bpk. Kartono (mantan mucikari) yang saat ini sudah bertobat dan berhasil mengubah ruma tersebut menjadi taman baca bagi anak – anak setempat.

Cukup lama kami berbincang – bincang dengannya, hingga kamipun tahu tujuan dari Bpk. Kartono menjadikan rumah kontrakannya menjadi taman baca yang tak lain adalah untuk menumbuhkan kegemaran membaca pada anak – anak dari PSK (Pekerja Seks Komersial). Dia yakin bila anak – anak gemar membaca maka pengetahuannya akan semakin luas & bila pengetahuannya semakin luas, maka mereka punya peluang lebih besar untuk hidup normal, tidak seperti orang tuanya. Dengan seperti itu mungkin rantai PSK disurabaya akan terputus atau paling tidak akan berkurang wlaupun sedikit itu akan lebih berarti daripada tidak sama sekali.

Didalam aktivitasnya Bpk. Kartono dibantu oleh KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) dari Unair dan ITS, yang bersedia memberikan bimbingan belajar gratis kepada anak – anak di lokalisasi pada setiap hari minggu mulai tahun 2007!...
wal hasil!! Kini sudah ada anak2 yang berhasil kuliah!!! Subhanallah.... Saluut dech untuk mereka

Namun Bukan perjuangan bila tak ada rintangan
Kartono hanyalah manusia biasa yang juga butuh makan & uang untuk menghidupi keluarganya. Saat aku bertanya tentang ekonominya dan halangan yang dialami!. Dengan mata berbinar – binar seakan ingin meneteskan air mata, dia berkata “permasalahane yoo kontrakan iki mas! Masih belum bisa bayar. Rencanae sih mau disuruh pindah kalo emang gak iso bayar!! Tapi yooo pasti tetep tak pertahanno!! Wess.... ye’opo carane pokoke harus tetep dadi taman baca”. Disamping beban utama tersebut buku yang adapun masih sangat minim & butuh buku – buku baru, sehingga anak – anak setempat bisa menambah wawasan yang baru!

Dari semua yang aku tulis ini, aku harap bisa menggugah hati teman – teman untuk berbuat lebih. Menurutku cara yang dilakukan oleh Bpk. Kartono adalah tindakan efektif & nyata untuk memperkecil / memutus rantai prostitusi yang ada disurabaya.

Maka dari itu mari kita tumbuhkan gerakan membaca dikota surabaya, ingat membacanya harus yang positif.
Walaupun Kartono hanyalah orang kecil, tapi dia bisa mewujudkan cita – cita bangsa untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sungguh mulia bukan......!!!!!

Lalu bagaimana dengan kita??????????????
Apakah kita hanya diam saja??? Menjadi penonton!!!
Yang bersedih jikalau terjadi hal yang tidak kita inginkan dan bergembira bila sesuai keinginan kita

Tidak teman....... ini adalah kesempatan kita untuk berbuat lebih!!!
Mari kita galang donasi dan mengumpulkan buku – buku yang sudah tidak kita baca untuk melengkapi dan menciptakan taman baca di areal tersebut.

Ingat bantuan kita akan sangat berguna bagi mereka dan pada akhirnya peran aktif kitalah yang bisa mengubah wajah kota tercinta kita (Surabaya).



Terimakasih................
By : orang akhir zaman yang mengidolakan Ali setelah Rosulnya.

Oleh :Wahyu Ismail
Pada : 5 Maret 2011 
 

Rabu, 29 Februari 2012

Profil dan Tujuan Taman Baca




I. Profil TB Kawan Kami 
 Taman bacaan Kawan Kami Adalah salah satu unit layanan Balai Pengembangan Kegiatan Belajar untuk anak – anak dan warga masyarakat di daerah lokalisasi. Tugas utamanya adalah memberikan layanan kepada anak – anak beserta masyarakat umum dalam hal peminjaman buku dan penyediaan area ruang baca bagi warga masyarakat.

 II. TUJUAN
  Menjadikan taman bacaan “KAWAN KAMI” sebagai tempat pendidikan dan pengembangan wawasan anak – anak diluar sekolah sekaligus sebagai tempat perlindungan anak – anak dari bahaya Traficking (penjualan anak – anak dibawah umur). Dengan adanya taman bacaan “KAWAN KAMI”, diharapkan anak – anak bisa mempunyai mimpi yang tinggi, sehingga mereka bisa belajar dan mengembangkan kreativitasnya untuk meraih mimpinya. Melakukan pembinaan pada anak – anak sehingga kelak kehidupan mereka bisa berubah dan merekapun bisa berjuang untuk perubahan yang lebih baik di lingkungannya.

Selasa, 28 Februari 2012

Sejarah Singkat Taman Baca


Anak adalah cerminan kehidupan, sehingga mereka menjadi salah satu bukti keberadaan lingkungan dan potensi masa depan kehidupan. Tidak sedikit anak yang terpaksa hidup dalam ketidakpastian dan berada dalam kondisi keterpurukan dikarenakan kemiskinan. Sehingga mereka terpaksa merelakan waktunya untuk menyambung hidup serta membantu orang tuanya.

Dan tidak sedikit pula anak-anak yang menjadi korban kekerasan fisik, psikis dan seksual akibat pengaruh lingkungan, karena keterbatasan anak, sehingga, mereka harus hidup dalam tekanan, yang menyebabkan anak kehilangan kasih sayang dan potensi diri yang berkembang dalam dirinya.

Salah satunya adalah keberadaan anak – anak didaerah lokalisasi Dolly/Jarak yang setiap harinya, kehidupan mereka berbaur menjadi satu dengan para pekerja sek komersial sehingga sangat rentan sekali anak-anak menjadi korban kekerasan, meskipun secara tidak disadari anak-anak yang berada diwilayah ini sudah mengalami kekerasan psikis.

Keadaan dan situasi yang dihadapi oleh anak akan menyebabkan anak menjadi ‘korban’ menjadi anak jalanan, kehilangan kesempatan pendidikan, kehamilan tidak dikehendaki, penyakit menular seksual, berkonflik dengan hukum, penyalahgunaan obat dan zat berbahaya, pergaulan yang tidak sehat dan kurangnya sarana untuk menyalurkan kegiatan yang positif.
Rasa kegelisahan tersebut akan terus menjadi keresahan masyarakat terhadap perkembangan anak-anak disana yang berpotensi menjadi penyumbang kejahatan disurabaya. Hal itu juga sangat kami rasakan. kami menginginkan remaja dan pemuda di tempat tersebut mengisi hari-hari luangnya dengan kegiatan yang positif, dan diharapkan kelak mereka mampu mengubah lingkungan tersebut menjadi lingkungan yang baik.
Untuk mewujudkannya, kami mengajak anak - anak di area lokalisasi untuk mengisi waktu luang dengan belajar. Syukur, keinginan tersebut disambut baik oleh anak - anak sekitar. Maka dari itu kami menyewa suatu kontrakan untuk ditempati buku dan dijadikan tempat bermain oleh anak – anak sekitar.
Beruntungnya saat itu kami banyak belajar dan melakukan kegiatan bersama dengan KPI(Koalisi Perempuan Indonesia) dan tim GAT (Gugus tugas Anti Traficking), sehingga akhirnya kami mempunyai ide untuk mendirikan taman baca’an ditengah – tengah kawasan lokalisasi. Akhirnya usaha pendirian taman bacapun berhasil kami lakukan, Hingga saat itu 9 Pebruari 2007 didirikanlah Taman Baca’an di suatu kontrakan dengan nama TB KAWAN KAMI berdasarkan Notaris Soepriyanto, SH. Akte dengan NO.4.- 9 Desember 2008. Perlahan taman baca Kawan Kami pun berkembang dan menjadi studi bagi mahasiswa tingkat akhir untuk  mengerjakan skripsi di area lokalisasi tersebut sambil memberikan pendidikan dan mengajak bermain anak – anak setempat.
Pada awal berdirinya tak banyak anak yang tertarik untuk bermain dan belajar di tempat tersebut. Ruangan yang ada hanya sebesar (2,5m x 2,5m). Kegiatan belajar mengajarnya hanya pada hari minggu siang yang dilakukan oleh KAMMI(Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) dari ITS.
Awal tahun 2011 ada Relawan dari YDSF yang datang ketempat tersebut dan setelah mengetahui keadaan disana dia menggalang bantuan 1000 buku untuk taman baca di lokalisasi. Alhamdulillah lebih dari 1700 bukupun terkumpul dan disumbangkan ke taman baca tersebut dan taman baca lainnya di area lokalisasi dolly/jarak.
Mulai saat itulah kegiatan belajar yang ada di taman baca’an tersebut tidak lagi diisi oleh KAMMI-its saja, melainkan di bantu oleh Relawan YDSF. Semenjak saat itu perkembangan Taman Baca dan jumlah anak yang belajar ditempat tersebutpun meningkat. Bersamaan dengan bulan Ramadhan (Agustus 2011) YDSF dan BNI Syari’ah bekerja sama untuk merenovasi tempat kontrakan tersebut yang awalnya hanya terdiri dari 1 ruang belajar kini menjadi 3 ruangan dengan dilengkapi berbagai sarana penunjang seperti seperangkat komputer dan lain – lain.
Lalu pada akhir 2011 banyak lagi aktivis yang datang ke taman baca tersebut untuk bergabung memberikan pendidikan pada anak – anak yang berada didaerah lokalisasi tersebut. Sehingga selain KAMMI-its dan Relawan YDSF kini kami telah dibantu oleh komunitas penulis surabaya (Chendol), Remas Al Falah dan Remas Al Akbar.