Selasa, 28 Februari 2012

Sejarah Singkat Taman Baca


Anak adalah cerminan kehidupan, sehingga mereka menjadi salah satu bukti keberadaan lingkungan dan potensi masa depan kehidupan. Tidak sedikit anak yang terpaksa hidup dalam ketidakpastian dan berada dalam kondisi keterpurukan dikarenakan kemiskinan. Sehingga mereka terpaksa merelakan waktunya untuk menyambung hidup serta membantu orang tuanya.

Dan tidak sedikit pula anak-anak yang menjadi korban kekerasan fisik, psikis dan seksual akibat pengaruh lingkungan, karena keterbatasan anak, sehingga, mereka harus hidup dalam tekanan, yang menyebabkan anak kehilangan kasih sayang dan potensi diri yang berkembang dalam dirinya.

Salah satunya adalah keberadaan anak – anak didaerah lokalisasi Dolly/Jarak yang setiap harinya, kehidupan mereka berbaur menjadi satu dengan para pekerja sek komersial sehingga sangat rentan sekali anak-anak menjadi korban kekerasan, meskipun secara tidak disadari anak-anak yang berada diwilayah ini sudah mengalami kekerasan psikis.

Keadaan dan situasi yang dihadapi oleh anak akan menyebabkan anak menjadi ‘korban’ menjadi anak jalanan, kehilangan kesempatan pendidikan, kehamilan tidak dikehendaki, penyakit menular seksual, berkonflik dengan hukum, penyalahgunaan obat dan zat berbahaya, pergaulan yang tidak sehat dan kurangnya sarana untuk menyalurkan kegiatan yang positif.
Rasa kegelisahan tersebut akan terus menjadi keresahan masyarakat terhadap perkembangan anak-anak disana yang berpotensi menjadi penyumbang kejahatan disurabaya. Hal itu juga sangat kami rasakan. kami menginginkan remaja dan pemuda di tempat tersebut mengisi hari-hari luangnya dengan kegiatan yang positif, dan diharapkan kelak mereka mampu mengubah lingkungan tersebut menjadi lingkungan yang baik.
Untuk mewujudkannya, kami mengajak anak - anak di area lokalisasi untuk mengisi waktu luang dengan belajar. Syukur, keinginan tersebut disambut baik oleh anak - anak sekitar. Maka dari itu kami menyewa suatu kontrakan untuk ditempati buku dan dijadikan tempat bermain oleh anak – anak sekitar.
Beruntungnya saat itu kami banyak belajar dan melakukan kegiatan bersama dengan KPI(Koalisi Perempuan Indonesia) dan tim GAT (Gugus tugas Anti Traficking), sehingga akhirnya kami mempunyai ide untuk mendirikan taman baca’an ditengah – tengah kawasan lokalisasi. Akhirnya usaha pendirian taman bacapun berhasil kami lakukan, Hingga saat itu 9 Pebruari 2007 didirikanlah Taman Baca’an di suatu kontrakan dengan nama TB KAWAN KAMI berdasarkan Notaris Soepriyanto, SH. Akte dengan NO.4.- 9 Desember 2008. Perlahan taman baca Kawan Kami pun berkembang dan menjadi studi bagi mahasiswa tingkat akhir untuk  mengerjakan skripsi di area lokalisasi tersebut sambil memberikan pendidikan dan mengajak bermain anak – anak setempat.
Pada awal berdirinya tak banyak anak yang tertarik untuk bermain dan belajar di tempat tersebut. Ruangan yang ada hanya sebesar (2,5m x 2,5m). Kegiatan belajar mengajarnya hanya pada hari minggu siang yang dilakukan oleh KAMMI(Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) dari ITS.
Awal tahun 2011 ada Relawan dari YDSF yang datang ketempat tersebut dan setelah mengetahui keadaan disana dia menggalang bantuan 1000 buku untuk taman baca di lokalisasi. Alhamdulillah lebih dari 1700 bukupun terkumpul dan disumbangkan ke taman baca tersebut dan taman baca lainnya di area lokalisasi dolly/jarak.
Mulai saat itulah kegiatan belajar yang ada di taman baca’an tersebut tidak lagi diisi oleh KAMMI-its saja, melainkan di bantu oleh Relawan YDSF. Semenjak saat itu perkembangan Taman Baca dan jumlah anak yang belajar ditempat tersebutpun meningkat. Bersamaan dengan bulan Ramadhan (Agustus 2011) YDSF dan BNI Syari’ah bekerja sama untuk merenovasi tempat kontrakan tersebut yang awalnya hanya terdiri dari 1 ruang belajar kini menjadi 3 ruangan dengan dilengkapi berbagai sarana penunjang seperti seperangkat komputer dan lain – lain.
Lalu pada akhir 2011 banyak lagi aktivis yang datang ke taman baca tersebut untuk bergabung memberikan pendidikan pada anak – anak yang berada didaerah lokalisasi tersebut. Sehingga selain KAMMI-its dan Relawan YDSF kini kami telah dibantu oleh komunitas penulis surabaya (Chendol), Remas Al Falah dan Remas Al Akbar.