Dan tidak sedikit pula anak-anak
yang menjadi korban kekerasan fisik, psikis dan seksual akibat pengaruh
lingkungan, karena keterbatasan anak, sehingga, mereka harus hidup dalam
tekanan, yang menyebabkan anak kehilangan kasih sayang dan potensi diri yang
berkembang dalam dirinya.
Salah
satunya adalah keberadaan anak – anak didaerah lokalisasi Dolly/Jarak yang
setiap harinya, kehidupan mereka berbaur menjadi satu dengan para pekerja sek
komersial sehingga sangat rentan sekali anak-anak menjadi korban kekerasan,
meskipun secara tidak disadari anak-anak yang berada diwilayah ini sudah
mengalami kekerasan psikis.
Keadaan
dan situasi yang dihadapi oleh anak akan menyebabkan anak menjadi ‘korban’
menjadi anak jalanan, kehilangan kesempatan pendidikan, kehamilan tidak
dikehendaki, penyakit menular seksual, berkonflik dengan hukum, penyalahgunaan
obat dan zat berbahaya, pergaulan yang tidak sehat dan kurangnya sarana untuk
menyalurkan kegiatan yang positif.
Rasa kegelisahan tersebut akan terus
menjadi keresahan masyarakat terhadap perkembangan anak-anak disana yang
berpotensi menjadi penyumbang kejahatan disurabaya. Hal itu juga sangat kami
rasakan. kami menginginkan remaja dan pemuda di tempat tersebut mengisi
hari-hari luangnya dengan kegiatan yang positif, dan diharapkan kelak mereka
mampu mengubah lingkungan tersebut menjadi lingkungan yang baik.
Untuk mewujudkannya, kami mengajak anak
- anak di area lokalisasi untuk mengisi waktu luang dengan belajar. Syukur,
keinginan tersebut disambut baik oleh anak - anak sekitar. Maka dari itu kami
menyewa suatu kontrakan untuk ditempati buku dan dijadikan tempat bermain oleh
anak – anak sekitar.
Beruntungnya saat itu kami banyak
belajar dan melakukan kegiatan bersama dengan KPI(Koalisi Perempuan Indonesia) dan
tim GAT (Gugus tugas Anti Traficking), sehingga akhirnya kami mempunyai ide
untuk mendirikan taman baca’an ditengah – tengah kawasan lokalisasi. Akhirnya
usaha pendirian taman bacapun berhasil kami lakukan, Hingga saat itu 9 Pebruari
2007 didirikanlah Taman Baca’an di suatu kontrakan dengan nama TB KAWAN KAMI berdasarkan
Notaris Soepriyanto, SH. Akte dengan NO.4.- 9 Desember 2008. Perlahan taman
baca Kawan Kami pun berkembang dan menjadi studi bagi mahasiswa tingkat akhir
untuk mengerjakan skripsi di area
lokalisasi tersebut sambil memberikan pendidikan dan mengajak bermain anak –
anak setempat.
Pada awal berdirinya tak banyak anak
yang tertarik untuk bermain dan belajar di tempat tersebut. Ruangan yang ada
hanya sebesar (2,5m x 2,5m). Kegiatan belajar mengajarnya hanya pada hari
minggu siang yang dilakukan oleh KAMMI(Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia) dari ITS.
Awal tahun 2011 ada Relawan dari
YDSF yang datang ketempat tersebut dan setelah mengetahui keadaan disana dia
menggalang bantuan 1000 buku untuk taman baca di lokalisasi. Alhamdulillah
lebih dari 1700 bukupun terkumpul dan disumbangkan ke taman baca tersebut dan
taman baca lainnya di area lokalisasi dolly/jarak.
Mulai saat itulah kegiatan belajar
yang ada di taman baca’an tersebut tidak lagi diisi oleh KAMMI-its saja,
melainkan di bantu oleh Relawan YDSF. Semenjak saat itu perkembangan Taman Baca
dan jumlah anak yang belajar ditempat tersebutpun meningkat. Bersamaan dengan
bulan Ramadhan (Agustus 2011) YDSF dan BNI Syari’ah bekerja sama untuk
merenovasi tempat kontrakan tersebut yang awalnya hanya terdiri dari 1 ruang
belajar kini menjadi 3 ruangan dengan dilengkapi berbagai sarana penunjang
seperti seperangkat komputer dan lain – lain.
Lalu pada akhir 2011 banyak lagi aktivis yang datang
ke taman baca tersebut untuk bergabung memberikan pendidikan pada anak – anak
yang berada didaerah lokalisasi tersebut. Sehingga selain KAMMI-its dan Relawan
YDSF kini kami telah dibantu oleh komunitas penulis surabaya (Chendol), Remas
Al Falah dan Remas Al Akbar.